Pemkot Semarang terapkan sistem digital untuk retribusi parkir & pasar, tingkatkan PAD dan tekan kebocoran pendapatan. Wujudkan transparansi & efisien
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sedang berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir dan pasar. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), menyoroti bahwa kedua sektor ini belum memberikan kontribusi maksimal. Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Semarang akan menerapkan sistem pembayaran digital.
Mbak Ita menjelaskan, “Kami sudah meluncurkan program e-retribusi di Pasar Johar. Pedagang tidak perlu bayar tunai, bisa cashless, dan langsung masuk ke PAD. Ini bisa mengurangi kebocoran.” Sosialisasi terus dilakukan kepada pedagang dan petugas parkir karena banyak yang belum familiar dengan sistem baru ini.
Retribusi Pasar
Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, mengatakan target PAD dari sektor perdagangan cukup tinggi, yaitu Rp 34 miliar per tahun. Namun, dari 52 pasar tradisional di Semarang, hanya 36 yang aktif, sehingga pendapatan retribusi hanya Rp 1,6 miliar per bulan.
“Kami berupaya meningkatkan pendapatan dengan mengelola PKL (Pedagang Kaki Lima) yang sebelumnya tidak terdata. Tahun 2023, akan ada penambahan 9.000 PKL yang sah,” ujar Fajar. Saat ini, capaian pendapatan sudah mencapai Rp 22 miliar, dan diharapkan target Rp 34 miliar bisa tercapai dengan bantuan sistem e-retribusi.
Retribusi Parkir
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Danang Kurniawan, menjelaskan bahwa 515 titik parkir tepi jalan umum sudah menggunakan sistem pembayaran non-tunai. “Parkir elektronik efektif mengurangi kebocoran pendapatan dibandingkan sistem tunai,” katanya.
Sejak diterapkannya sistem ini, pendapatan dari sektor parkir meningkat signifikan, mencapai Rp 600 juta dalam setahun. Selain itu, Pemkot juga mendorong transaksi cashless untuk pengguna BRT Trans Semarang.
Dengan sistem digital ini, Pemkot Semarang berharap dapat meningkatkan PAD sekaligus meminimalkan kebocoran pendapatan dari sektor retribusi parkir dan pasar.
Credit :
Penulis : Dzaki Syafian
Komentar